Senin, 03 Oktober 2011

Penyebab Penyakit Jantung (1)


Sebab-sebab utama penyakit jantung ini akan dijelas­kan secara terinci.
1. Sejarah Keluarga
Jika orang tua Anda meninggal karena serangan jantung atau stroke, maka resiko Anda pun semakin tinggi. Hal ini berkaitan erat dengan factor genetik. Inilah salah satu pertanyaan pertama yang ditanyakan seorang dokter ketika melakukan pemeriksaan lengkap yang pertama.


Sayangnya, kita tidak dapat memilih orang tua kita, yang penting ialah bilamana itu merupakan faktor penye­babnya, maka perlu dijaga semua un­sur resiko yang lain itu.
Eksperimen menunjukkan sekitar 5 sampai 10 persen bayi yang baru lahir mempunyai kadar kolesterol yang lebih tinggi dari biasa. Banyak dari antaranya tidak berbahaya, dan dalam waktu yang cukup lama, dapat juga kembali normal. Tetapi ada beberapa orang yang mem­punyai apa yang disebut turunan dari keluarga hypercholesterolaemia - arti­nya orang tersebut mewarisi kecende­rungan darah berkadar kolesterol yang tinggi. Nasib orang seperti ini memang kurang menguntungkan, karena mem­punyai faktor-faktor resiko yang tinggi untuk mendapat penyakit jantung pada usia muda.
2. Penyakit Yang Bertalian
Bilamana terdapat penyakit-penyakit lain pada diri orang itu maka semakin besar kemungkinannya orang itu akan cepat mendapat penyakit jantung. Ada dua penyakit yang amat erat hubungan­nya - diabetis dan naiknya tekanan darah (para dokter menyebutnya hiper­tensi).
(i) Diabetis. Diabetis adalah satu penyakit metabolik yang agak rumit, yang terutama sekali berkaitan dengan kelenjar pankreas. Sel-sel tertentu tidak dapat melakukan tugasnya dengan nor­mal di daerah ini, dan ini mempengaruhi pembuatan insulin dan penyimpanan gula dalam darah. Hal ini memperbesar resiko atheros­clerosis, yaitu penyakit pembuluh darah dan terjadinya thrombus pada nadi, yang kemungkinan akan menimbulkan serangan jantung.
Hal ini memperbesar kemungkinan akan timbulnya penyakit pembuluh darah, khususnya stroke dan serangan jantung pada diri orang yang berpenya­kit diabetis.
Pada diri penderita penyakit diabe­tis, tidak ada pengaruhnya perbedaan jenis kelamin (lebih banyak pria) dalam masalah atherosclerosis dan penyakit jantung. (Istilah Arteriosclerosis dan atherosclerosis dipakai dalam arti yang sama).
(ii) Hipertensi (tekanan darah tinggi); Beberapa tahun belakangan ini, perha­tian orang terhadap hipertensi semakin besar.
Apabila otot jantung berkontraksi, maka memancarlah darah ke aorta yang mengirimkannya ke sistem arteri di dalam tubuh kits. Tekanan darah ini disebut tekanan darah systolic. Di an­tara saat ini dengan denyutan berikut terjadilah istirahat sejenak. Tekanan darah berhenti sesaat pada pembuluh nadi, hal ini disebut tekanan darah diastolic. Jodi dokter selalu menyebut­kan tekanan darah systolic dan diastolic.
Angka yang normal untuk level atas adalah 140/90. (Tekanan ini diukur dengan alat berair raksa yang ditandai dengan milimeter; alat ini disebut sphygmomanometer.)
Kini, orang sudah tahu jelas bahwa angka di sebelah bawah yaitu diastolic, itulah yang terpenting. Jika angka ini Walk terns, itu berarti bahwa jantung bekerja melawan tekanan. Pekerjaan­nya bertambah berat, dan lagipula itu ffwmperfinggi faktor resiko. Nyatanya sekitar 10 sampai 15 persen penduduk seluruh negeri-negeri Barat mempunyai tekanan darah diastolic 110 mm atau lebih. Di beberapa tempat ada yang lebih tinggi, di tempat lain lebih rendah. Tetapi itu besar artinya. Ahli-ahli jantung berpen­dapat bahwa jika tekanan darah diastolic seseorang tetap di atas 95 mm, maka ia menghadapi resiko yang lebih besar. Dori antara orang yang masuk golongan usia limapuluh sampai limapuluh sembilan tahun, ada sekitar 40 persen yang berada dalam keadaan ini, dan ini menunjukkan meluasnya faktor resiko tersebut.
Sudah tentu, yang terpenting bagi seseorang ialah mengetahui kalau-kalau tekanan darahnya naik. Bilamana betul, maka ia perlu menurunkannya guna memperpanjang hidupnya dan mengu­rangi resiko serangan jantung pada usia dini.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar